der@zino Blog: Katarak, Kaburnya Mata pada Usia Senja

Pages

Tuesday, February 8, 2011

Katarak, Kaburnya Mata pada Usia Senja


Bertambahnya usia umumnya membuat fungsi mata berkurang. Mata yang dulu bisa melihat jelas kini menjadi kabur, bahkan sering tidak tertolong walau menggunakan kacamata. Warna yang cerah pun perlahan memudar. Jika hal itu terjadi, ancaman katarak sudah di depan mata.
Selain pandangan kabur dan warna yang terlihat pudar, gejala lain katarak adalah silau berlebihan bila terkena cahaya, tidak dapat melihat dengan baik pada malam hari, serta penglihatan ganda terhadap satu obyek.
Katarak umumnya muncul pada kelompok usia lanjut di atas 60 tahun. Penyakit ini merupakan implikasi langsung dari proses penuaan. Namun seiring perubahan gaya hidup, katarak jamak dijumpai pada mereka yang berusia sekitar 45 tahun.
Pengaruh rokok, penyakit diabetes, kecelakaan, radang pada mata, atau penggunaan obat- obatan tertentu dapat memicu katarak pada kelompok usia menengah.
Katarak juga dapat dijumpai pada bayi. Sekitar 0,4 persen bayi yang lahir mengalami katarak kongenital yang terjadi akibat faktor keturunan, kelainan kromosom, adanya penyakit metabolisme, hingga penggunaan obat-obatan tertentu saat kehamilan atau melahirkan.
Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PP Perdami) Nila Djuwita F Moeloek, Sabtu (15/1) di Jakarta, mengatakan, posisi Indonesia di daerah tropis membuat potensi terjadinya katarak sangat tinggi. Selain faktor pertambahan usia, katarak dapat dipicu oleh pajanan sinar ultraviolet matahari.
Kaburnya pandangan penderita katarak disebabkan oleh perubahan kejernihan lensa mata akibat diselimuti protein jenis tertentu.
Lensa mata berperan memfokuskan cahaya yang masuk ke mata menuju retina. Dari retina, cahaya diteruskan ke saraf optik menuju otak untuk diinterpretasi. Jika lensa mata tertutup selaput katarak, interpretasi otak terhadap obyek terganggu.
Jika dilihat orang lain, protein yang menyelimuti lensa itu terlihat seperti bintik putih atau kotoran pada pupil (lingkaran berwarna hitam) bola mata.
Menurut Nila, satu-satunya cara untuk mengatasi katarak adalah pembedahan. Teknik yang paling banyak digunakan adalah ekstraksi ekstrakapsular, yaitu mengangkat lensa mata asli dan menggantikan dengan lensa intraokuler buatan.
Operasi dilakukan dengan mengiris dan membuang lapisan katarak lapis demi lapis hingga mencapai lensa mata. Setelah lensa mata asli diangkat, diganti dengan lensa tanam. ”Tingkat keberhasilan operasi katarak sangat tinggi. Komplikasi pascaoperasi sangat kecil,” katanya.
Menurut Nila, risiko terkena katarak sebenarnya dapat dicegah dengan mengenakan kacamata hitam dan topi saat beraktivitas di luar, menghindari rokok dan mencegah diabetes, serta menjaga pola hidup sehat.
Sekretaris PP Perdami Gitalisa Andayani mengatakan, jumlah penderita katarak di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua di Asia setelah India.
Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan, angka kebutaan penduduk Indonesia 1,5 persen. Jika jumlah penduduk saat ini 237,6 juta jiwa, penderita kebutaan ada 3,5 juta jiwa. Lebih dari separuh kebutaan disebabkan oleh katarak.
Jumlah penderita katarak setiap tahun bertambah 240.000 orang, tetapi yang bisa mengakses operasi katarak hanya 120.000 penderita. Akibatnya, terjadi penumpukan penderita.
Mereka yang tinggal di pantai dan bekerja di tempat terbuka lebih rentan terkena katarak dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pegunungan atau bekerja dalam ruang.
Sebagian besar penderita katarak adalah kelompok ekonomi menengah bawah. Padahal, banyak di antara mereka termasuk kelompok usia produktif yang harus menanggung beban ekonomi keluarga.
Banyak penderita tak mampu mengakses operasi katarak akibat biaya yang mahal. Sejumlah lembaga, seperti Perdami, Mata Hati, dan Palang Merah Indonesia, sering menyelenggarakan operasi katarak gratis.
Namun, itu belum bisa menjangkau seluruh penderita. Industri jamu Sido Muncul mulai memberikan bantuan operasi katarak gratis bagi 5.000 penderita. Presiden Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat berharap upaya ini diikuti oleh industri lain.
Sumber : Kompas Cetak

Related Post

0 comments:

Post a Comment

Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.

FOLLOWERS