
Pertanyaan yang banyak muncul sekarang ini di antara pemakai  kendaraan bermotor adalah apa akibatnya apabila menggunakan bensin  premium atau beroktan lebih rendah. Pasalnya, harga bensin beroktan  tinggi sekarang ini semakin cepat menguras kantong!
Sebelumnya  menjawab pertanyaan tersebut, pemilik mobil dan sepeda motor ”harus”  mengetahui salah satu spesifikasi mesin, yaitu perbandingan kompresi (compression ratio).
Perbandingan  kompresi adalah perbandingan ruang yang tercipta di atas piston ketika  berada di titik terendah atau bawah (TMB) dan tertinggi atau titik mati  atas (TMA). Lihat gambar! 
Tren  mesin sekarang, perbandingan kompresinya makin tinggi. Malah kini ada  mesin bensin dengan perbandingan kompresi 14: 7. Adapun mesin lama bisa  saja 7–8 : 1. Sekarang ini kebanyakan perbandingannya 9–10,5 : 1. Mesin  yang lebih canggih sekitar 11- 12. Tujuan mesin dibuat dengan  perbandingan kompresi tinggi adalah untuk meningkatkan efisiensi (irit  bahan bakar) dan menurunkan kadar emisi. 
Untuk  membuat mesin bekerja dengan perbandingan kompresi tinggi, syarat  utamanya adalah harus menggunakan bensin dengan oktan lebih  tinggi. Kendati demikian, tidak semua mesin harus atau lebih baik  menggunakan bensin beroktan tinggi. Mesin dengan kompresi rendah, jika  diberi bensin oktan tinggi, hanya menyebabkan pemborosan uang. Tenaga  mesin juga tidak naik dan tetap saja boros. 
Sebenarnya  para ahli yang berkecimpung di laboratorium mesin sudah  mengeluarkan data hubungan antara perbandingan kompresi dan oktan bahan  bakar seperti berikut. 
Perbandingan    Kompresi  |    Kebutuhan Nilai Oktan  |    Efisiensi   Termal % (Gas ditekan habis)  |   
5   : 1  |    72  |    -  |   
6   : 1  |    81  |    25  |   
7   : 1  |    87  |    28  |   
8   : 1  |    92  |    30  |   
9   : 1  |    96  |    32  |   
10   : 1  |    100  |    33  |   
11   : 1  |    104  |    34  |   
12   : 1  |    108  |    35  |   
Kendati demikian, pada sebagian mesin sekarang, apalagi yang menggunakan dua busi atau busi menyala dua kali secara berurutan, penggunaan bensin beroktan lebih rendah masih bisa ditoleransi. 
Tugas oktan
Oktan dicampurkan ke dalam bensin bertugas mencegah agar jangan cepat terbakar! Lho kok gitu? Bukankah bensin yang mudah terbakar lebih oke? Tidak demikian pada mesin. Pada mesin, waktu pembakaran (pengapian) telah ditentukan berdasarkan siklus atau langkah kerja mesin.
Oktan dicampurkan ke dalam bensin bertugas mencegah agar jangan cepat terbakar! Lho kok gitu? Bukankah bensin yang mudah terbakar lebih oke? Tidak demikian pada mesin. Pada mesin, waktu pembakaran (pengapian) telah ditentukan berdasarkan siklus atau langkah kerja mesin.
Pembakaran  terjadi ketika piston mendekati titik mati atas (TMA) pada langkah  kompresi. Tidak boleh terlalu jauh atau maju atau terlambat. Apabila  kemajuan, kerja mesin tidak efisien dan tenaga kurang. Sebaliknya, jika  terlambat, mengakibatkan mesin menembak atau bahasa kerennya knocking.
Nah,  bensin yang disedot oleh mesin (disemprotkan oleh injektor) dikompresi  atau dimampatkan pada langkah kompresi sekaligus dicampur dengan udara.  Pada saat inilah terjadi kenaikan suhu dan tekanan bensin di dalam. Suhu  tersebutlah bisa memicu bensin bisa terbakar dengan sendirinya, yang  disebut juga autoignition. Ya, terbakar sendiri alis swabakar! 
Nah,  bisa dibayangkan, kalau swabakar terjadi sebelum busi memercikkan bunga  api. Akan terjadi dua ledakan besar. Pertama, swabakar bensin dan kedua  akibat disulut oleh busi. Kalau keseringan, dipastikan akan merusak  mahkota piston, kubah kepala silinder, klep, busi dan kalau mesin modern  sekarang adalah injektor (injeksi langsung). 
Apabila  kedua ledakan beradu dan sering terjadi, umur mesin pendek. Mesin juga  loyo, boros bensin, dan menimbulkan polusi tinggi. 
Nah,  untuk mencegah swabakar itu, ke dalam bensin ditambahkan oktan yang  dibuat dari berbagai macam bahan (dulu timbal atau Pb). Makin tinggi  nilai oktan, tambah hebat kemampuan mencegah swabakar. Waktu pengapian  yang lebih dekat ke TMA membuat pembakaran lebih efisien, ledakannya  lebih kuat.
Kendati  demikian, masih ada berbagai faktor lain yang menentukan pemilihan  oktan ini. Misalnya, suhu, putaran dan beban mesin, dan ketinggian  tempat.
Pada mesin-mesin modern, terutama sistem injeksi, untuk mencegah swabakar atau menembak, dilengkapi dengan knock sensor  yang bertugas memantau kerja mesin. Kalau terjadi gejala menembak,  sensor akan melaporkan ke komputer, waktu pengapian dimajukan untuk  mencegah gejala menembak atau swabakar!
Kompas 
0 comments:
Post a Comment
Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.