der@zino Blog: Fort Rotterdam, Pelindung Makassar di Masa Lalu

Pages

Wednesday, December 8, 2010

Fort Rotterdam, Pelindung Makassar di Masa Lalu


Fort Rotterdam Pelindung Makassar di Masa Lalu
SINGGAH di Makassar, Sulawesi Selatan, lokasi wisata yang ingin Anda tuju tentunya Pantai Losari . Namun, tak jauh dari Pantai Losari ada sebuah bangunan bersejarah yang layak untuk dijadikan tujuan wisata yaitu Benteng Ujung Pandang atau Fort Rotterdam.

Mendengar namanya, Anda barang tentu akan langsung tahu bahwa benteng tersebut merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda. Bahkan benteng ini boleh dibilang sebagai benteng peninggalan Belanda yang paling megah di Sulawesi Selatan.

Bagi Anda yang berasal dari luar Makassar jangan pernah membayangkan bahwa Fort Rotterdam terletak di suatu tempat yang jauh maupun terpencil. Sebagai informasi, Benteng Fort Rotterdam terletak di depan pelabuhan laut Kota Makassar atau di tengah pusat perdagangan.

Benteng ini mudah dikenali karena arsitekturnya yang mencolok, yaitu arsitektur era 1600-an, sehingga berbeda dengan gedung perkantoran atau rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Bentuk bentengnya menyerupai seekor Penyu. Itulah sebabnya benteng juga kerap disebut Benteng Panyyua.

Bahan dasar pembuatan benteng adalah batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar kering, sehingga temboknya berwarna hitam dan berlumut. Di dalamnya terdapat rumah panggung khas Gowa di mana raja dan keluarganya tinggal.

Seiring perjalanannya, Pada 9 Agustus 1634, Raja Gowa ke XIV (I Mangerangi Daeng Manrabbia dengan gelar Sultan Alaudin) mengganti dinding tembok dengan batu padas hitam yang bersumber dari pegunungan karst yang ada Kabupaten Maros.

Saat memasuki pintu utama, Anda akan berjumpa dengan nuansa kejayaan masa lalu. Sebagai tempat berlindung, benteng ini boleh dibilang sangat kokoh dan sulit untuk ditaklukkan.

Di beberapa ujung terdapat bastion yang dibangun sebagai pertahanan artileri utama. Di situ juga terdapat beberapa lubang untuk menempatkan meriam dan mengarahkan sasaran tembak. Di benteng ini juga terdapat beberapa ruang tahanan atau penjara. Salah satu dari penjara sempit tersebut tersebut pernah digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro.

Berhubung benteng ini pernah digunakan sebagai pemukiman masyarakat Belanda, di tengah-tengah benteng ini terdapat sebuah gereja yang didirikan untuk mengatur kehidupan rohani masyarakatnya. Gereja tersebut merupakan gereja pertama yang ada di Makassar dan keberadaannya masih bertahan hingga saat ini.

Selain itu, di kompleks benteng ini terdapat Museum Nageri La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi. Koleksi tersebut meliputi koleksi prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi.

Menilik kisah sejarahnya, Fort Rotterdam awalnya dibangun pada 1545 oleh raja Gowa ke X bernama I Manrigau DaengBonto Karaeng Lakiung TumapaĆ¢€™risiĆ¢€™ Kallonna atau yang juga disebut sebagai Karaeng Tunipallangga Ulaweng dengan nama Benteng Jumpandang (Ujung Pandang).

Seiring panjajahan Belanda di bumi nusantara, Kerajaan Gowa pun harus takluk dan mewajibkan menyerahkan bentengnya. Setelah benteng diserahkan, penguasa Belanda Cornelis Speelman memutuskan untuk menetap di sana dengan membangun kembali dan menatanya sesuai dengan arsitektur Belanda. Nama benteng juga diubah menjadi Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahiran Cornelis Speelman di Belanda.

Jika tertarik untuk mengunjunginya, Anda bisa menemukan Fort Rotterdam di depan pelabuhan laut Kota Makasar, tepatnya di jalan Ujung Pandang No 1 Kota, Sulawesi Selatan. Anda juga tidak akan dipungut biaya untuk memasukinya.

Berhubung terletak di pusat Kota Makassar, maka benteng ini sangat mudah dijangkau. Anda hanya butuh waktu sekitar 45 menit dari Bandara Hasanuddin. Namun, jika berada di Pelabuhan Makassar atau Pantai Losari, tidak sampai 10 menit Anda sudah tiba di tempat ini. Untuk mencapainya Anda dapat menggunakan mobil, motor, maupun becak. (wisatamelayu.com/*/X-12)

Related Post

0 comments:

Post a Comment

Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.

FOLLOWERS

BLOG ARCHIEVES