der@zino Blog: Bromo yang Tak Pernah Padam

Pages

Wednesday, December 1, 2010

Bromo yang Tak Pernah Padam


KOMPAS/Heru Sri Kumoro
Tiga hari sudah Lu Sin Li (50), wisatawan mancanegara asal Kuching, Serawak, Malaysia menginap di sebuah hotel di bibir kaldera Gunung Bromo, Dusun Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo. Bersama lima rekannya, ia tak bosan-bosan mengamati keindahan gunung ini dari berbagai sisi.

Sin Li sengaja memilih hotel yang berhadapan langsung dengan Gunung Bromo. Tak puas mengamati dari tempat ia singgah, Sin Li bersama lima rekannya naik ke bukit Penanjakan II di Dusun Seruni, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

Penanjakan II merupakan bukit di sisi timur laut kawah Bromo. Dari bukit ini, keenam wisatawan Malaysia dapat menyaksikan pemandangan indah Bromo pada detik-detik terbitnya matahari.
"Di Malaysia tak ada gunung seindah ini. Kami tahu informasi tentang Gunung Bromo dari koran dan televisi. Kamipun langsung menuju ke sini," kata Sin Li.
Meski status Gunung Bromo Awas, Sin Li dan rekan-rekannya tak khawatir. Menurutnya, situasi ini justru membuat mereka semakin penasaran dan ingin menyaksikan langsung kondisi Bromo.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, antusiasme kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik ke Gunung Bromo sangat besar. Jumlah wisatawan yang berkunjung meningkat pesat.
Tahun 2008, jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik mencapai 55.344 orang. Kemudian, tahun 2009 meningkat menjadi 66.747 orang, dan hingga bulan November 2010 melonjak sampai 99.434 orang.
"Bromo masih tetap cantik dan eksotis dalam keadaan apapun. Ini terbukti dengan masih adanya kunjungan para wisatawan di saat kondisi Bromo sedang berstatus Awas," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo, Selasa (30/11) di Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Probolinggo.
Tetap dikunjungi
Besarnya minat wisatawan berwisata ke Gunung Bromo terlihat dari data kunjungan pascapenetapan status Awas sejak Selasa (23/11) lalu hingga Senin (29/11). Selama masa status Awas, sebanyak 526 wisatawan mancanegara dan domestik berkunjung di 10 hotel di sekitar kaldera Bromo.
Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin mengatakan, Pemkab Probolinggo tidak melarang wisatawan datang ke Gunung Bromo. Siapapun yang datang akan dilayani.
"Siapapun masih bisa berkunjung, tentunya dengan segala macam prosedur yang harus ditaati. Ke depan, kami akan serius menggarap obyek wisata ini menjadi tujuan wisata yang benar-benar aman bagi para wisatawan," ujarnya.
Tak dipungkiri, penetapan status Awas Gunung Bromo sejak satu pekan lalu berdampak pada lesunya bisnis pariwisata di tempat ini. Akan tetapi, roda wisata di sekitar masyarakat Tengger ini tetap saja berputar.
Prospek ke depan   
Melihat potensi wisata Gunung Bromo yang luar biasa, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama empat kabupaten akan membangun Taman Wisata Gunung Berapi Bromo Vulcania Park. Pembangunan taman wisata berkonsep rekreatif dan edukatif ini ditaksir menghabiskan dana hingga Rp 200 miliar.
Pembangunan Taman Wisata Gunung Berapi Bromo Vulcania Park merupakan implementasi penandatanganan letter of intent (LoI) antara Kementerian Dalam Negeri, Gubernur Jatim, Organisasi Buruh Internasional (ILO), dan Bupati Malang pada 6 Oktober 2009 lalu.
Selain dikembangkan sebagai tempat rekreasi yang edukatif, proyek ini bertujuan mengurangi tingginya angka pengangguran di Jatim, khususnya di empat kabupaten, yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang.
Gunung Bromo yang berada di antara empat daerah selalu menawarkan potensi wisata yang tak pernah pudar. Bagaimanapun, Bromo selalu menunjukkan eksotismenya. Bahkan di saat genting pun geliat wisata di sekitarnya tak pernah padam.

Sumber: Kompas

Related Post

0 comments:

Post a Comment

Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.

FOLLOWERS

BLOG ARCHIEVES