Atraksi pesta kembang api bertajuk The Thrilling Spectacular Fireworks in Ancol Sky yang berlangsung di Le Bridge Beachpool Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (8/1/2011). Pesta kembang api ini meledakkan 25.000 kembang api dengan disertai iringan musik.
Pinggir pantai Ancol sudah penuh dengan lautan manusia. Mereka mulai gelisah menantikan pertunjukan pesta kembang api. Jangan salah sangka, malam itu bukanlah malam tahun baru. Ancol Taman Impian bekerja sama dengan PT Firemaxx Burname Indonesia menampilkan pertunjukan kembang api bertema "The Thrilling Spectacular Fireworks in Ancol Sky" pada Sabtu 8 Januari 2011. Pertunjukan berlangsung di Le Brigde Beachpool Ancol.
Baik pihak Ancol Taman Impian maupun PT Firemaxx Burname Indonesia menjanjikan sebuah pertunjukan kembang api yang tidak pernah ada sebelumnya di Indonesia. Bukan sekadar karena ada 25.000 kembang api yang meledak di Ancol. Tapi ada keunikan lainnya.
"Pertunjukan ini gabungan musik dan kembang api menari di udara, bahkan di air," kata Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol, Winarto, sehari sebelum pertunjukan pada saat jumpa pers.
Area samping barat Beach Pool memang mampu menampung banyak pengunjung. Namun alasan lain pemilihan lokasi ini adalah karena kembang api akan menyala dan hidup di dalam air.
Tak hanya itu, pesta kembang api ini lebih pantas disebut sebagai musical fireworks karena didesain khusus sehingga kembang api diatur meledak sesuai beat musik. Sebelumnya, tim dari Firemaxx telah membuat desain untuk pementasan. Kembang api layaknya menari sesuai iringan musik.
"Kembang api meledak sebagai bunga api di udara lalu menghilang. Di mana pun sama seperti itu. Kali ini kami dari Firemaxx dan berkerja sama dengan Ancol memperlihatkan sesuatu yang lain, tidak sama dengan kembang api lainnya," kata Doni Moeljadi dari PT Firemaxx Burname Indonesia.
Pengunjung sudah memadati area Beach Pool sejak pukul empat sore, walaupun kembang api dijadwalkan mulai menari jam 8 malam. Sebuah panggung di sisi Beach Pool siap menghibur pengunjung dengan pertunjukan musik, perkusi, beat box, hingga fire dance. Menjelang pukul delapan malam, penonton mulai gelisah. Kembang api tak juga kunjung beraksi. Sampai-sampai master of ceremony kewalahan menghadapi ketidaksabaran penonton.
Sekitar pukul 9 malam, musik mulai menghentak pertanda kembang api akan muncul. Segenap penonton langsung melayangkan pandangan ke lautan. Kembang api pertama pun meledak. Tak lama kemudian, susul menyusul hingga serentak kembang api mulai unjuk gigi. Sesekali penonton bersorak saat melihat kembang api yang meledak susul menyusul.
Tak jarang, penonton memberikan ekspresi dan komentar takjub saat melihat kembang api meledak menjadi bunga besar nan cantik. Iringan musik memang mampu membuat emosi penonton semakin terhanyut melihat keelokan dan kegesitan tarian kembang api. Ada kalanya, penonton dibuat menahan napas karena kembang api secara terus menerus meledak tanpa memberi jeda.
Penonton makin terpesona saat kembang api mulai muncul di dalam air. Seketika laut Ancol menjadi merah apalagi musik pengiring mulai berubah ke suasana horor. Seakan-akan ada makhluk aneh akan keluar dari dalam laut. Penampilan kembang api memang sengaja dibuat dalam pengadegan seperti sebuah pementasan tari atau teater.
"Ada tiga sequence dengan total sekitar enam lagu," kata Sherwin Djadadi dari PT Firemaxx Burname Indonesia.
Sherwin adalah desainer dari kembang api yang ditampilkan. Ia menyebut dirinya sebagai seniman kembang api. Baginya, kembang api adalah cat minyak dan langit adalah kanvas. Ada 400 jenis kembang api yang dipakai Sherwin.
Musik pembuka diputar selama lima menit untuk mempersiapkan emosi penonton dan juga efek menanti-nantikan kemunculan kembang api pertama. Alunan nada-nada waltz menemani kembang api yang meledak. Pada babak pertama kembang api yang dipakai jenis low fireworks dengan jarak tembak 60 meter.
"Alur emosinya, untuk lagu yang nge-beat, main di bawah," jelas Sherwin.
Musik berlanjut ke orkestra dengan hentakan yang semakin tinggi. Kembang api pun mulai meledak susul menyusul. Mulai dari kembang api berbentuk bunga, api melontar, hingga yang berbentuk air mancur. Alur kembali tenang, musik mengalun pelan, dan langit seketika gelap.
Babak kedua pun dimulai. Di babak ini, kembang api jenis middle fireworks dilontarkan. Jarak tembaknya adalah 120 meter. Kembang api mulai meledak serentak. Mata penonton terpaksa terus bolak-balik ke sisi kanan dan kiri. Di setiap sisi, terus bermunculan kembang api. Meledak menjadi bunga, lontaran api, dan berbentuk air mancur masih terus tampil. Jenis kembang api yang meledak terus menerus tak memberikan penonton kesempatan untuk menghela nafas. Musik masih memakai orkestra dengan nada-nada cepat yang sengaja untuk memancing penonton ke babak klimaks.
Ketika langit kembali gelap, babak ketiga pun siap beraksi saat orkestra pop mulai mengalun. Kembang api jenis high fireworks dengan jarak tembak 200 meter mulai digunakan. Awalnya kembang api masih dalam jarak menengah. Saat klimaks, kembang api benar-benar memadati langit dan air Ancol.
Saat babak menuju akhir, kembang api tak lagi padat bermunculan. Namun kembang api yang tampil adalah kembang api jarak tinggi. Penonton tanpa sadar perlahan-lahan mendongakkan kepala untuk melihat kembang api tinggi itu. Apalagi kembang api tinggi yang menari kali itu adalah kembang api besar yang meledak berbentuk bunga sangat besar. Sherwin memang sengaja menyimpan bunga besar dengan bentuk unik di akhir pertunjukan.
Sherwin menjelaskan untuk pemilihan lagu ia menggunakan musik yang bisa diterima semua kalangan. Total durasi selama 22 menit pun terasa begitu sekejap. Wajah-wajah penonton tampak puas. Mereka menjadi bagian dari sejarah sebuah pertunjukan musical fireworks pertama di Indonesia. Walaupun di awal pertunjukan, tulisan "Ancol & Firemaxx Burname Indonesia" dari api tak sempurna menyala. Tapi siapa sangka, keseluruhan pementasan begitu memesona.
Sherwin mengakui pihak Firemaxx Burname Indonesia kurang koordinasi dengan pihak Ancol. "Clear area terlalu kecil, jadi sudah banyak orang masuk," katanya.
Di area tulisan, beberapa huruf kesenggol pengunjung sehingga tak bisa menyala. Di beberapa titik pun Sherwin harus melakukan pengaturan ulang. Karena itulah ia mengakui acara sempat lama tertunda.
Sherwin mengakui hanya 75 persen dari kembang api yang akhirnya diledakkan di laut. Bayangkan bila malam itu benar-benar 100 persen, maka laut Ancol akan benar-benar memerah dan sama menakjubkan dengan langit. Malam itu, kembang api yang menyala di laut memang terasa sebentar dan tak terlalu 'wah' jika dibandingkan yang meledak di langit.
"Tadinya samping kanan kiri akan merah, tapi di menit-menit terakhir saya batalkan," ungkap Sherwin.
Ia terpaksa melakukan hal itu karena membeludaknya penonton di sisi kanan dan kiri Le Bridge Beach Pool Ancol yang hanya berjarak 200 meter dari tempat kembang api dipasang. Jika ia tetap memaksakan untuk meledakkan semua, bisa-bisa penonton akan terkena lontaran kembang api. Tentu saja hal tersebut akan berisiko membahayakan penonton.
"Saya tidak sangka penonton akan sebanyak itu. Saya biasa memainkan kembang api di luar negeri, di sana sudah bisa menghargai dari sisi seni. Ternyata penonton di Jakarta apresiasinya sangat bagus," tuturnya.
Fibrianto, salah satu pengunjung dari Jakarta mengatakan ia sangat menikmati pertunjukan kembang api tersebut.
"Awalnya saya meremehkan, soalnya pas tulisan tidak nyala semua. Tapi ternyata kembang apinya sangat memuaskan secara visual," katanya.
Penonton yang datang tak hanya dari Jakarta, tapi bahkan dari luar daerah seperti Palembang. Tampak hadir pula Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi.
Dari keseluruhan kembang api, 90 persen merupakan buatan Firemaxx Burname Indonesia sendiri. Sherwin mengatakan setiap kembang api didesain dan dibuat sendiri. Jadi mereka tidak memakai kembang api yang biasa dijual. Firemaxx Burname Indonesia telah terlibat dengan pemasangan fireworks di luar negeri. Jadi secara pengalaman dan keahlian sudah teruji.
Mereka meledakkan kembang api bukan secara manual, namun computerize dan standar olympic. Teknologi yang sama akan dipakai di Olimpiade 2012 di London. Mereka juga terlibat dalam Olimpiade Beijing 2008. Alat mereka juga dipakai untuk pementasan kembang api yang terkenal di Dubai.
"Pertunjukan ini gabungan musik dan kembang api menari di udara, bahkan di air," kata Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol, Winarto, sehari sebelum pertunjukan pada saat jumpa pers.
Area samping barat Beach Pool memang mampu menampung banyak pengunjung. Namun alasan lain pemilihan lokasi ini adalah karena kembang api akan menyala dan hidup di dalam air.
Tak hanya itu, pesta kembang api ini lebih pantas disebut sebagai musical fireworks karena didesain khusus sehingga kembang api diatur meledak sesuai beat musik. Sebelumnya, tim dari Firemaxx telah membuat desain untuk pementasan. Kembang api layaknya menari sesuai iringan musik.
"Kembang api meledak sebagai bunga api di udara lalu menghilang. Di mana pun sama seperti itu. Kali ini kami dari Firemaxx dan berkerja sama dengan Ancol memperlihatkan sesuatu yang lain, tidak sama dengan kembang api lainnya," kata Doni Moeljadi dari PT Firemaxx Burname Indonesia.
Pengunjung sudah memadati area Beach Pool sejak pukul empat sore, walaupun kembang api dijadwalkan mulai menari jam 8 malam. Sebuah panggung di sisi Beach Pool siap menghibur pengunjung dengan pertunjukan musik, perkusi, beat box, hingga fire dance. Menjelang pukul delapan malam, penonton mulai gelisah. Kembang api tak juga kunjung beraksi. Sampai-sampai master of ceremony kewalahan menghadapi ketidaksabaran penonton.
Sekitar pukul 9 malam, musik mulai menghentak pertanda kembang api akan muncul. Segenap penonton langsung melayangkan pandangan ke lautan. Kembang api pertama pun meledak. Tak lama kemudian, susul menyusul hingga serentak kembang api mulai unjuk gigi. Sesekali penonton bersorak saat melihat kembang api yang meledak susul menyusul.
Tak jarang, penonton memberikan ekspresi dan komentar takjub saat melihat kembang api meledak menjadi bunga besar nan cantik. Iringan musik memang mampu membuat emosi penonton semakin terhanyut melihat keelokan dan kegesitan tarian kembang api. Ada kalanya, penonton dibuat menahan napas karena kembang api secara terus menerus meledak tanpa memberi jeda.
Penonton makin terpesona saat kembang api mulai muncul di dalam air. Seketika laut Ancol menjadi merah apalagi musik pengiring mulai berubah ke suasana horor. Seakan-akan ada makhluk aneh akan keluar dari dalam laut. Penampilan kembang api memang sengaja dibuat dalam pengadegan seperti sebuah pementasan tari atau teater.
"Ada tiga sequence dengan total sekitar enam lagu," kata Sherwin Djadadi dari PT Firemaxx Burname Indonesia.
Sherwin adalah desainer dari kembang api yang ditampilkan. Ia menyebut dirinya sebagai seniman kembang api. Baginya, kembang api adalah cat minyak dan langit adalah kanvas. Ada 400 jenis kembang api yang dipakai Sherwin.
Musik pembuka diputar selama lima menit untuk mempersiapkan emosi penonton dan juga efek menanti-nantikan kemunculan kembang api pertama. Alunan nada-nada waltz menemani kembang api yang meledak. Pada babak pertama kembang api yang dipakai jenis low fireworks dengan jarak tembak 60 meter.
"Alur emosinya, untuk lagu yang nge-beat, main di bawah," jelas Sherwin.
Musik berlanjut ke orkestra dengan hentakan yang semakin tinggi. Kembang api pun mulai meledak susul menyusul. Mulai dari kembang api berbentuk bunga, api melontar, hingga yang berbentuk air mancur. Alur kembali tenang, musik mengalun pelan, dan langit seketika gelap.
Babak kedua pun dimulai. Di babak ini, kembang api jenis middle fireworks dilontarkan. Jarak tembaknya adalah 120 meter. Kembang api mulai meledak serentak. Mata penonton terpaksa terus bolak-balik ke sisi kanan dan kiri. Di setiap sisi, terus bermunculan kembang api. Meledak menjadi bunga, lontaran api, dan berbentuk air mancur masih terus tampil. Jenis kembang api yang meledak terus menerus tak memberikan penonton kesempatan untuk menghela nafas. Musik masih memakai orkestra dengan nada-nada cepat yang sengaja untuk memancing penonton ke babak klimaks.
Ketika langit kembali gelap, babak ketiga pun siap beraksi saat orkestra pop mulai mengalun. Kembang api jenis high fireworks dengan jarak tembak 200 meter mulai digunakan. Awalnya kembang api masih dalam jarak menengah. Saat klimaks, kembang api benar-benar memadati langit dan air Ancol.
Saat babak menuju akhir, kembang api tak lagi padat bermunculan. Namun kembang api yang tampil adalah kembang api jarak tinggi. Penonton tanpa sadar perlahan-lahan mendongakkan kepala untuk melihat kembang api tinggi itu. Apalagi kembang api tinggi yang menari kali itu adalah kembang api besar yang meledak berbentuk bunga sangat besar. Sherwin memang sengaja menyimpan bunga besar dengan bentuk unik di akhir pertunjukan.
Sherwin menjelaskan untuk pemilihan lagu ia menggunakan musik yang bisa diterima semua kalangan. Total durasi selama 22 menit pun terasa begitu sekejap. Wajah-wajah penonton tampak puas. Mereka menjadi bagian dari sejarah sebuah pertunjukan musical fireworks pertama di Indonesia. Walaupun di awal pertunjukan, tulisan "Ancol & Firemaxx Burname Indonesia" dari api tak sempurna menyala. Tapi siapa sangka, keseluruhan pementasan begitu memesona.
Sherwin mengakui pihak Firemaxx Burname Indonesia kurang koordinasi dengan pihak Ancol. "Clear area terlalu kecil, jadi sudah banyak orang masuk," katanya.
Di area tulisan, beberapa huruf kesenggol pengunjung sehingga tak bisa menyala. Di beberapa titik pun Sherwin harus melakukan pengaturan ulang. Karena itulah ia mengakui acara sempat lama tertunda.
Sherwin mengakui hanya 75 persen dari kembang api yang akhirnya diledakkan di laut. Bayangkan bila malam itu benar-benar 100 persen, maka laut Ancol akan benar-benar memerah dan sama menakjubkan dengan langit. Malam itu, kembang api yang menyala di laut memang terasa sebentar dan tak terlalu 'wah' jika dibandingkan yang meledak di langit.
"Tadinya samping kanan kiri akan merah, tapi di menit-menit terakhir saya batalkan," ungkap Sherwin.
Ia terpaksa melakukan hal itu karena membeludaknya penonton di sisi kanan dan kiri Le Bridge Beach Pool Ancol yang hanya berjarak 200 meter dari tempat kembang api dipasang. Jika ia tetap memaksakan untuk meledakkan semua, bisa-bisa penonton akan terkena lontaran kembang api. Tentu saja hal tersebut akan berisiko membahayakan penonton.
"Saya tidak sangka penonton akan sebanyak itu. Saya biasa memainkan kembang api di luar negeri, di sana sudah bisa menghargai dari sisi seni. Ternyata penonton di Jakarta apresiasinya sangat bagus," tuturnya.
Fibrianto, salah satu pengunjung dari Jakarta mengatakan ia sangat menikmati pertunjukan kembang api tersebut.
"Awalnya saya meremehkan, soalnya pas tulisan tidak nyala semua. Tapi ternyata kembang apinya sangat memuaskan secara visual," katanya.
Penonton yang datang tak hanya dari Jakarta, tapi bahkan dari luar daerah seperti Palembang. Tampak hadir pula Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi.
Dari keseluruhan kembang api, 90 persen merupakan buatan Firemaxx Burname Indonesia sendiri. Sherwin mengatakan setiap kembang api didesain dan dibuat sendiri. Jadi mereka tidak memakai kembang api yang biasa dijual. Firemaxx Burname Indonesia telah terlibat dengan pemasangan fireworks di luar negeri. Jadi secara pengalaman dan keahlian sudah teruji.
Mereka meledakkan kembang api bukan secara manual, namun computerize dan standar olympic. Teknologi yang sama akan dipakai di Olimpiade 2012 di London. Mereka juga terlibat dalam Olimpiade Beijing 2008. Alat mereka juga dipakai untuk pementasan kembang api yang terkenal di Dubai.
Sumber : Kompas
0 comments:
Post a Comment
Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.