der@zino Blog: Pasar Broadband Global Menguat

Pages

Monday, November 8, 2010

Pasar Broadband Global Menguat


PERTUMBUHAN pasar broadband global sempat tersendat akibat pelemahan di pasar Amerika Utara. Namun begitu, pertumbuhan kembali menguat berkat lonjakan permintaan broadband di China.

Setelah melemah pada kuartal kedua (April-Juni) 2010, pasar broadband (layanan internet berkecepatan tinggi) global pada kuartal ketiga (Juli-September) 2010 kembali menguat. Terbukti, firma riset iSuppli Corp menemukan, populasi pelanggan baru layanan broadband di dunia pada kuartal ketiga 2010 meningkat 5,8 persen per kuartal menjadi 16,5 juta pengguna. Karena itu, iSuppli menilai, pelemahan yang terjadi pada kuartal kedua 2010 hanya merupakan pelemahan musiman yang tidak akan berdampak secara signifikan terhadap pertumbuhan populasi pengguna layanan broadband di dunia.

iSuppli mengungkapkan, populasi pelanggan baru broadband di dunia pada kuartal kedua 2010 turun 6,6 persen per kuartal menjadi 15,6 juta pengguna. Pelemahan tersebut, iSuppli menegaskan, tidak akan menyeret angka pertumbuhan kuartalan populasi pelanggan baru layanan broadband. iSuppli meyakini, hal itu karena populasi pengguna baru layanan broadband di dunia pada kuartal keempat (Oktober-Desember) 2010 akan meningkat 7,3 persen per kuartal menjadi 17,7 juta pelanggan.

Adapun pada kuartal pertama (Januari-Maret) 2010, iSuppli menyebutkan, populasi pelanggan baru layanan broadband di dunia sudah menembus angka 16,7 juta orang. iSuppli menemukan, pemicu utama pelemahan pertumbuhan pasar broadband global pada kuartal kedua 2010 adalah pasar Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada).

"Untungnya, pasar broadband di China bertumbuh pesat sehingga bisa mengimbangi pelemahan itu. Pada kuartal pertama 2010, populasi pelanggan baru layanan broadband di China mencapai 6,0 juta pelanggan.Pada kuartal kedua 2010, angka itu mencapai 5,4 juta pelanggan dan meningkat lagi menjadi 5,7 juta pelanggan pada kuartal ketiga 2010," ujar Senior Analyst Broadband & Digital Home iSuppli Corp Lee Ratliff.

Kendati pasar broadband global terus bertumbuh subur, firma riset Ovum memperingatkan, industri broadband global sesungguhnya masih memendam sejumlah tantangan besar. Di antaranya, harga layanan broadband di negara berkembang ternyata masih jauh lebih mahal daripada di negara maju. Di negara berkembang, Ovum menegaskan, konsumen bahkan harus membayar layanan broadband dengan biaya hingga tiga kali lebih tinggi daripada biaya broadband di negara maju.Ovum mengatakan, survei ini dilakukan di 15 negara berkembang di dunia.

Ovum menemukan, layanan broadband bertarif paling mahal di dunia pada saat ini berada di Nigeria. Ovum menyebutkan,pelanggan harus membayar lebih dari USD2.000 untuk menikmati layanan broadband selama satu tahun. Padahal, pendapatan per kapita Nigeria hanya USD1.170.

"Tingginya tarif broadband di negara-negara berkembang menjadikan broadband sebagai layanan mewah,yang hanya bisa dinikmati segelintir orang. Masalah ini bisa mengganjal pertumbuhan adopsi broadband di dunia," ujar Practice Leader Ovum Angel Dobardziev.
Namun, tarif broadband ternyata tidak melambung tinggi di seluruh negara berkembang.Sebagai bukti, firma riset Strategy Analytics Inc mengatakan, tarif broadband di rata-rata negara berkembang di Asia Pasifik pada saat ini sudah seimbang dengan pendapatan per kapita penduduk setempat.

Karena itu, Strategy Analytics menegaskan,tidak mengherankan jika Asia Pasifik akan menjadi pendorong utama pertumbuhan adopsi broadband di dunia hingga 2015. Pada saat itu populasi pengguna broadband di dunia akan mencapai sekitar satu miliar orang. Strategy Analytics memaparkan, sekitar 45 persen pengguna broadband di dunia pada saat ini memang penduduk Asia Pasifik. Kendati populasi pengguna broadband di Asia Pasifik sudah cukup besar, penduduk Asia Pasifik yang belum punya akses internet juga masih lebih banyak.

Karena itu, Strategy Analytics memprediksi, populasi pengguna broadbanddi Asia Pasifik akan bertumbuh rata-rata 18 persen per tahun hingga lima tahun mendatang. Strategy Analytics menambahkan, pertumbuhan populasi pengguna broadband akan meningkat semakin cepat setelah layanan seluler 4G (generasi keempat) hadir.

"Pada 2010, lebih dari 60 persen rumah tangga di dunia tidak punya akses internet, apalagi broadband. Ini terjadi karena keterbatasan jaringan kabel. Kehadiran teknologi internet seluler berkecepatan tinggi mampu menyelesaikan masalah itu," ujar Director Multiplay Market Dynamics Service Strategy Analytics Inc Ben Piper.

Ovum pun menambahkan, kehadiran teknologi 4G akan melambungkan populasi pengguna broadband seluler di dunia menjadi 3,2 miliar orang pada 2015.Pada saat yang sama, Ovum menambahkan, jumlah pengguna internet broadband kabel di dunia hanya akan mencapai 785 juta orang. Ovum menegaskan, ini merupakan pertanda bahwa internet broadband kabel akan semakin ditinggalkan karena konsumen lebih menyukai internet broadband seluler.

"Internet broadband kabel memang tidak akan segera hilang dari dunia.Namun,pada 2015 pengguna internet broadband seluler di dunia akan berjumlah 300 persen lebih banyak daripada pengguna internet broadband kabel," papar Principal Analyst Ovum Michael Philpott. 


Sumber: http://techno.okezone.com/read/2010/11/06/54/390511/pasar-broadband-global-menguat

Related Post

0 comments:

Post a Comment

Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.

FOLLOWERS

BLOG ARCHIEVES