Suasana malam di puncak gunung api purba Nglanggeran Gunung Kidul
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berencana menjadikan Gunung Nglanggeran di wilayah Kecamatan Patuk menjadi objek wisata unggulan. Kawasan tersebut menarik karena merupakan bekas gunung api purba.
"Kami optimistis jika kawasan bekas gunung api purba yang terbentuk pada sekitar 60 juta tahun lalu itu bisa berkembang sebagai objek wisata minat khusus maupun objek wisata penelitian," kata Birowo Adie, Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Disparbud Kabupaten Gunungkidul.
Ia mengatakan, terbentuknya bekas gunung api purba ini termasuk suatu hal yang unik karena sangat sulit ditemukan di daerah lain. Di kawasan itu sekitar 60 juta tahun lalu pernah terjadi aktivitas vulkanik.
"Selama ini memang kawasan itu secara terbatas sudah menjadi objek wisata baik wisata spiritual maupun untuk area penelitian masalah geologi baik oleh mahasiswa maupun para peneliti," kata Birowo Adie.
Menurut dia, kawasan bekas gunung api purba dengan tinggi puncaknya 700 meter dari atas permukaan laut itu rencananya dikembangkan sebagai objek wisata yang berbasis kemasyarakatan. Dengan demikian, masyarakat setempat dilibatkan untuk mengelola kawsan objek wisata. Misalnya, melibatkan anggota Karang Taruna di desa tersebut menjadi pengelola paket wisata jelajah alam atau outbond.
Penjelajahan alam di kawasan gunung itu memang dinilai menarik dan penuh tantangan, sebab untuk mendaki sampai puncak gunung setinggi 700 meter di atas permukaan laut itu harus ditempuh melalui jalan setapak dan menanjak.
"Namun demikian, saat sampai puncak maka wisatawan dapat melihat keindahan pemandangan alam di bawah gunung Nglanggeran,"katanya.
Menyinggung mengenai pengembangan objek wisata di Gunungkidul, ia mengatakan, pembangunan pariwisata di kabupaten ini dibagi dalam tiga wilayah pengembangan dengan mempertimbangkan topografis dan keadaan tanah. Wilayah Pengembangan Utara (Zona Gunung Batur) seluas 42,283 hektar dan ketinggian 150-200 meter di atas permukaan laut tersebut memiliki potensi sebagai objek ekowisata hutan dan alam pegunungan.
Wilayah Pengembangan Tengah (Zona Ledoksari) seluas 27,908 hektar memiiliki potensi untuk Agrowisata pertanian dan Wilayah Pengembangan Selatan (Zona Pegunungan Seribu) dengan luas 78,344 hektar memiliki potensi sebagai objek wisata pantai,goa, pegunungan karst dan budaya sejarah.
"Objek wisata di wilayah pengembangan wisata tersebut sudah memiliki sarana jalan yang cukup baik dan mulus, sehingga bisa dijangkau dengan mudah menggunakan kendaraan bermotor," katanya.
Ia mengatakan, terbentuknya bekas gunung api purba ini termasuk suatu hal yang unik karena sangat sulit ditemukan di daerah lain. Di kawasan itu sekitar 60 juta tahun lalu pernah terjadi aktivitas vulkanik.
"Selama ini memang kawasan itu secara terbatas sudah menjadi objek wisata baik wisata spiritual maupun untuk area penelitian masalah geologi baik oleh mahasiswa maupun para peneliti," kata Birowo Adie.
Menurut dia, kawasan bekas gunung api purba dengan tinggi puncaknya 700 meter dari atas permukaan laut itu rencananya dikembangkan sebagai objek wisata yang berbasis kemasyarakatan. Dengan demikian, masyarakat setempat dilibatkan untuk mengelola kawsan objek wisata. Misalnya, melibatkan anggota Karang Taruna di desa tersebut menjadi pengelola paket wisata jelajah alam atau outbond.
Penjelajahan alam di kawasan gunung itu memang dinilai menarik dan penuh tantangan, sebab untuk mendaki sampai puncak gunung setinggi 700 meter di atas permukaan laut itu harus ditempuh melalui jalan setapak dan menanjak.
"Namun demikian, saat sampai puncak maka wisatawan dapat melihat keindahan pemandangan alam di bawah gunung Nglanggeran,"katanya.
Menyinggung mengenai pengembangan objek wisata di Gunungkidul, ia mengatakan, pembangunan pariwisata di kabupaten ini dibagi dalam tiga wilayah pengembangan dengan mempertimbangkan topografis dan keadaan tanah. Wilayah Pengembangan Utara (Zona Gunung Batur) seluas 42,283 hektar dan ketinggian 150-200 meter di atas permukaan laut tersebut memiliki potensi sebagai objek ekowisata hutan dan alam pegunungan.
Wilayah Pengembangan Tengah (Zona Ledoksari) seluas 27,908 hektar memiiliki potensi untuk Agrowisata pertanian dan Wilayah Pengembangan Selatan (Zona Pegunungan Seribu) dengan luas 78,344 hektar memiliki potensi sebagai objek wisata pantai,goa, pegunungan karst dan budaya sejarah.
"Objek wisata di wilayah pengembangan wisata tersebut sudah memiliki sarana jalan yang cukup baik dan mulus, sehingga bisa dijangkau dengan mudah menggunakan kendaraan bermotor," katanya.
Sumber: Antara
0 comments:
Post a Comment
Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.