Banyak orang masih beranggapan bahwa rokok hanya merusak paru-paru. Padahal, berbagai penyakit lain mengintai para perokok. Salah satunya adalah serangan jantung. Merokok merupakan faktor risiko peringkat pertama untuk penyakit kardiovaskular.
Jika Anda merokok, maka risiko terkena serangan jantung atau stroke menjadi dua kali lipat lebih besar dibanding dengan mereka yang bukan perokok. "Rokok merupakan salah satu faktor risiko serangan jantung, selain faktor risiko lain, seperti hipertensi, kolesterol, dan gula darah tidak terkontrol," kata dr Aulia Sani, SpJP (K), ahli jantung dan pembuluh darah dari RS Harapan Kita, Jakarta.
Dalam jangka panjang, rokok akan mengganggu proses metabolisme kolesterol sehingga pada orang yang merokok ditemukan kadar lemak jahat (LDL) yang tinggi. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan penyempitan arteri. Pembuluh arteri para perokok mempunyai lebih banyak timbunan lemak (plak) dibanding dengan yang bukan perokok.
Efek penimbunan lemak tersebut diperparah dengan naiknya tekanan darah sebagai efek buruk nikotin dan karbonmonoksida, yang dihirup dari asap rokok. Dengan merokok, kelenjar adrenalin akan terangsang untuk mengeluarkan hormon yang sesaat akan meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras. Selain itu, merokok menurunkan jumlah oksigen yang dipasok ke jantung.
"Makin awal menjadi perokok, makin cepat seseorang mengalami kelainan jantung. Akibatnya, pada usia produktif, ia sudah terkena berbagai penyakit," papar dr Aulia. Oleh sebab itu, pria berusia di atas 30 tahun, apalagi ia seorang perokok, disarankan untuk memeriksakan kondisi jantungnya. "Penyakit jantung itu baru muncul kalau penyakitnya cukup berat, misalnya penyempitan sudah 70 persen. Sebelumnya tidak akan terasa gejala apa pun," ujarnya.
Cepat-lambatnya pengaruh rokok bagi kesehatan sangat tergantung pada kondisi individu. "Memang tergantung pada kerentanan tubuh seseorang dan jumlah rokok yang diisap. Tapi kita tidak pernah tahu bagaimana daya tahan tubuh kita, lagipula secara statistik pasien penyakit jantung sebagian besar adalah perokok," ucapnya.
Jika Anda merokok, maka risiko terkena serangan jantung atau stroke menjadi dua kali lipat lebih besar dibanding dengan mereka yang bukan perokok. "Rokok merupakan salah satu faktor risiko serangan jantung, selain faktor risiko lain, seperti hipertensi, kolesterol, dan gula darah tidak terkontrol," kata dr Aulia Sani, SpJP (K), ahli jantung dan pembuluh darah dari RS Harapan Kita, Jakarta.
Dalam jangka panjang, rokok akan mengganggu proses metabolisme kolesterol sehingga pada orang yang merokok ditemukan kadar lemak jahat (LDL) yang tinggi. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan penyempitan arteri. Pembuluh arteri para perokok mempunyai lebih banyak timbunan lemak (plak) dibanding dengan yang bukan perokok.
Efek penimbunan lemak tersebut diperparah dengan naiknya tekanan darah sebagai efek buruk nikotin dan karbonmonoksida, yang dihirup dari asap rokok. Dengan merokok, kelenjar adrenalin akan terangsang untuk mengeluarkan hormon yang sesaat akan meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras. Selain itu, merokok menurunkan jumlah oksigen yang dipasok ke jantung.
"Makin awal menjadi perokok, makin cepat seseorang mengalami kelainan jantung. Akibatnya, pada usia produktif, ia sudah terkena berbagai penyakit," papar dr Aulia. Oleh sebab itu, pria berusia di atas 30 tahun, apalagi ia seorang perokok, disarankan untuk memeriksakan kondisi jantungnya. "Penyakit jantung itu baru muncul kalau penyakitnya cukup berat, misalnya penyempitan sudah 70 persen. Sebelumnya tidak akan terasa gejala apa pun," ujarnya.
Cepat-lambatnya pengaruh rokok bagi kesehatan sangat tergantung pada kondisi individu. "Memang tergantung pada kerentanan tubuh seseorang dan jumlah rokok yang diisap. Tapi kita tidak pernah tahu bagaimana daya tahan tubuh kita, lagipula secara statistik pasien penyakit jantung sebagian besar adalah perokok," ucapnya.
0 comments:
Post a Comment
Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.