Proses pembangunan subway atau rel bawah tanah mass rapid transit (MRT) akan menggunakan tunnel boring machine (TBM). Alat ini didatangkan dari Jepang.
TBM didatangkan dari Jepang karena terkait penggunaan dana pinjaman lunak dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Sebab proyek pembangunan MRT yang diperkirakan menelan biaya Rp16 triliun, sekitar 85 persen, Rp14 triliun, berasal dari Jepang.
Pinjaman itu dikenakan bunga rendah 0,2 persen setahun. Sisanya berasal dari anggaran pemerintah Indonesia.
"Makanya ada keharusan memakai alat dari Jepang. Karena memang dalam perjanjian dengan kreditor 30 persen alat MRT dari Jepang," kata Presden Direktur PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo kepada VIVAnews.
Kata Tribudi, warga Jakarta tak perlu meragukan lagi atas penggunaan alat ini. "Sebab Teknologi ini sudah diterapkan di berbagai negara seperti Singapura, Taiwan, Jepang dan Eropa," katanya.
Mesin ini semacam robot yang akan melakukan pengeboran sekaligus menyemen dan membeton.
Nantinya untuk membuat terowongan akan dibuka atau digali satu jalan. Kemudian, TBM dimasukkan ke dalamnya. "Tentunya ini akan lebih efisien," tukasnya.
Kecepatan TBM untuk pengeboran di tanah aluvial seperti Jakarta bisa mencapai 12 hingga 15 meter per hari. Alat ini didatangkan dari Jepang.
Tribudi mengatakan, untuk pembuatannya akan dipakai dua lubang. Nantinya, dua lubang dari lokasi berbeda akan bertemu saat mesin TBM menyelesaikan pengeboran. "Untuk jarak dari permukaan tanah ke lubang pertama minimal 6.6 meter," katanya.
Rencana pembangunan MRT akan dimulai dari koridor satu. Tahap pertama akan dibangun dari Lebakbulus ke Bundaran HI yang panjangnya mencapai 15,5 kilometer.
Di sepanjang lintasan itu akan dibangun 13 stasiun perhentian. Tujuh stasiun antara Lebak Bulus dan Blok M berada di permukaan tanah. Enam sisanya, dari Al Azhar hingga Bundaran Hotel Indonesia, berada di bawah tanah.
Kalau sudah jadi, lintasan itu dapat ditempuh hanya dalam waktu 30 menit. Untuk koridor kedua akan dibangun dari dari Balaraja hingga Cikarang.
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment
Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.