der@zino Blog: Mochi, Si Kenyal yang Menggemaskan

Pages

Tuesday, December 14, 2010

Mochi, Si Kenyal yang Menggemaskan


Mochi, kue beras ketan asal Jepang, kini tak cuma berisi kacang tanah. Belakangan, kue kenyal ini hadir dengan beragam rasa dan variasi. Rasa pandan, teh hijau, kacang merah, abon ayam, bahkan berisi es krim.
Saat ini mochi mudah dijumpai di beberapa mal, dengan aneka isi dan terkemas apik. Wujudnya juga tidak selalu bulat mungil. Bedaknya pun—supaya tak lengket satu sama lain—tak melulu tepung maizena.
Mochi yang dijual Mochi Mochi sejak Februari 2009, misalnya, beberapa di antaranya berbentuk agak lonjong. Ukurannya juga lumayan besar, sedikit lebih kecil daripada bola pingpong. Diperlukan dua atau tiga kali gigitan untuk menghabiskan sebutir mochi.
Isinya variatif. Ada kacang asin, wijen putih, wijen hitam, teh hijau, kacang hijau, pandan, kacang merah, dan abon ayam. Tak hanya sebagai isian, kacang tanah, wijen, kacang asin, dan abon ayam juga menjadi pelapis mochi, menggantikan ”bedak” tepung maizena. Wujudnya jadi menggemaskan!
Mochi Mochi menyodorkan identitas mochi khas Taiwan. Pemiliknya, Rudyanto Indra atau Atet, belajar membuat mochi Taiwan di negara asalnya sembari bersekolah (1999-2006). ”Ciri khas mochi Taiwan, isinya mencapai 20-an jenis,” ujar Atet.
Namun, untuk menyesuaikan rasa dengan lidah orang Indonesia, Atet sejauh ini baru menyajikan 9 rasa, beberapa di antaranya adalah hasil inovasi sendiri, seperti abon ayam. ”Idenya karena melihat roti abon yang sangat laku di pasaran,” kata Atet. Dalam waktu dekat akan menyajikan rasa baru, cokelat.
Mochi rata-rata memiliki daya tahan 3 hari. Adapun mochi kacang hijau hanya tahan sehari. Namun, daya tahannya bisa bertambah hingga seminggu jika disimpan di kulkas.
Dingin-dingin empuk
Jika ingin mencicipi sensasi lain dari mochi, cobalah yang berisi es krim. Beberapa gerai, misalnya
Mochilla Mochi di Grand Indonesia dan Gandaria City serta Mochewy di Cafe Iga Bardidos di Jalan Benda 60, Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Es krim mochi dari Mochewy merupakan produk lokal, yang mengadaptasi kekhasan mochi khas Sukabumi yang unik kenyalnya.
”Kami baru menyajikan dan membungkus es krimnya dengan mochi setelah pengunjung memesan. Jadi mochi tetap kenyal, karena bukan siap saji dari freezer,” jelas Endika Satrio Wibowo (20) yang mendirikan Mochewy bersama dua temannya, yakni Putri Yuanifa (19) dan Andityo Triutomo (20).
Variasi rasa es krim mochi di Mochewy yaitu vanila, cokelat, stroberi, teh hijau, cookies ’n cream, dan regal lemon. Sebutirnya seharga Rp 8.000. Uniknya, rasa kulit mochi dan es krimnya bisa berbeda. Misalnya, es krim vanila dan cokelat, kulit mochinya rasa almond. Sementara, es krim cookies 'n cream dan regal lemon, kulit mochinya rasa karamel.
Menikmati mochi Mochewy cukup memuaskan, ukurannya yang montok membuat kita harus menggigitnya barang tiga-empat kali. Lalu, biarkan isian es krim meleleh di kehangatan ruang mulut. Setelah itu, kunyah kulit mochinya yang kenyal menggemaskan.
Ketiga anak muda pendiri Mochewy mengaku, bisnis mochi es krim tersebut berawal dari tugas kuliah di kampus mereka, Prasetya Mulya Business School. ”Tugasnya serius, kami harus membangun suatu bisnis dan menjalankannya. Setelah tugas selesai dan kami mendapat nilai terbaik, bisnis ini kami lanjutkan,” tutur Endika.
Untuk es krim mochi dengan variasi rasa yang kaya kita bisa bertualang di Mochilla. Syane Aliwarga (24), pemilik Mochilla, mengatakan, ada 27 macam varian rasa es krim mochi di Mochilla, yang seluruhnya masih diimpor secara jadi. Bentuknya bulat mungil. Sekali lahap, bisa muat di ruang mulut orang dewasa. Beberapa rasa unik, misalnya, taro (talas), pomegranate (delima), dan jackfruit (nangka). Setiap butir mochi berharga Rp 12.000.
Menurut Kartika, penjaga gerai Mochilla di Grand Indonesia, setiap pengunjung perempuan rata-rata menikmati enam mochi, sedangkan laki-laki baru puas setelah melahap selusin mochi.
Dengan wujudnya yang mungil, kenyal, dan dingin itu, siapa pun tentu takkan puas melahap mochi hanya sebiji.
Sumber: Kompas Cetak (Sarie Febriane dan Yulia Sapthiani)

Related Post

0 comments:

Post a Comment

Biasakan untuk menuliskan komentar setelah Anda membaca artikel.

FOLLOWERS

BLOG ARCHIEVES